NasionalPeristiwa

Fenomena Eksploitasi Orang Tua Untuk Mengemis di TikTok Semakin Menjamur, Mensos : Pelaku Bisa Ditangkap Polisi

Jatimcenter.com – Beberapa waktu ini, muncul sejumlah tren dilakukan oleh sejumlah orang dengan memanfaatkan Tik Tok dengan cara yang salah dan tidak etis. Diketahui beberapa orang menggunakan Tik Tok untuk mengemis.

Kebanyakan pengguna yang mengemis tersebut melalui fitur siaran langsung di Tik Tok. Mereka melakukan aksinya dengan merekam orang lain saat berada dalam kubangan air bercampur lumpur.

Mereka memohon belas kasih kepada penonton agar penonton dapat mengirimkan gift yang ada di TikTok yang nantinya dapat ditukar dengan uang asli.

Merespon fenomena sosial tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini menyebutkan bahwa pelaku yang membuat orang lain untuk mengemis di media sosial dengan siaran langsung tersebut dapat dipolisikan.


Risma mengungkapkan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk eksploitasi, pasalnya memperalat orang tua untuk meraup pundi-pundi rupiah.

Sebelumnya, netizen dibuat geram dengan kemunculan akun di TikTok melakukan siaran ulang dengan menampilkan orang yang berada di kubangan air dan lumpur untuk mendapatkan kiriman gift dari penonton.

Gift yang didapatkan tersebut nantinya akan ditukarkan dengan uang asli. Siaran langsung dengan kedok pengemis tersebut membuat netizen geram dan meminta pemerintah serta pihak-pihak terkait untuk menghentikannya.

Berdasarkan keterangan dosen dari Departemen Komunikasi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR), Angga Prawadika Aji S.I.P., M.A mengungkapkan bahwa netizen memiliki peran untuk menghentikan aksi tersebut.

Netizen memiliki peran untuk menghentikan praktik eksploitasi kemiskinan tersebut. Selain itu, netizen juga memiliki kekuatan besar untuk menghentikan kekuatan besar untuk menekan praktik yang menyimpang tersebut.
“Netizen punya power yang lebih besar ketika ada sesuatu yang menyimpang seperti ini. Netizen bisa bersatu untuk menekan praktik yang salah ini, bahwa praktik ini hanya menempatkan masyarakat rural sebagai bahan candaan saja,” katanya, dikutip pada Sabtu, 14 Desember 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *