NasionalPeristiwa

Tekanan Pandemi Covid-19 Hingga Sanksi Ekonomi Internasional, Korea Utara Klaim Tingkatkan Pencapaian Ekonomi

Jatimcenter.com – Korea Utara telah mendeklarasikan capaian ekonomi yang diungkapkan secara terang terangan pada tahun 2022 di tengah tantangan gempuran pandemi Covid-19.

Kesuksesan tersebut disampaikan dalam sidang Majelis Rakyat Tertinggi yang diadakan pada Kamis, 19 Januari 2023. Meski dalam rapat tersebut KCNA mengungkapkan Kim Jong Un tidak hadir.

Berdasarkan laporan dari sidang dua hari Majelis Rakyat Tertinggi pada Rabu, 18 Januari 2023, Perdana Menteri Kim Tok Hun mengungkapkan bahwa warga Korea Utara “mencapai kesuksesan luar biasa dalam perjuangan untuk pembangunan ekonomi” .

Namun, Perdana Menteri enggan menjelaskan secara detail terkait pencapaian ekonomi dan mengatakan Kabinet memiliki cukup banyak kekurangan dalam penerapan keputusan Partai Buruh Korea yang berkuasa.

Hingga kini, perekonomian nasional Korea Utara telah memasuki masa-masa suram akibat tertekan dari berbagai pihak. Tekanan tersebut berasal dari pandemi Covid-19, bencana alam, hingga sanksi ekonomi internasional untuk menggagalkan misil balistik Pyongyang.

Dalam sidang majelis tersebut juga mengesahkan pelaksanaan APBN 2023 dan pengeluaran untuk tahun ini dengan total 15,9 persen lebih tinggi dari pengeluaran tahun lalu. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat pencegahan perang lebih lanjut.

Berdasarkan laporan dari KCNA total pengeluaran negara telah dipastikan meningkat 1,7 persen pada 2023 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Investasi pembangunan ekonomi tumbuh 1,2 persen pada tahun ini.

Selain itu, Korea Utara juga mengalokasikan dana untuk melakukan langkah-langkah penanganan antivirus pada 2023 dengan prioritas utama.

Pada 2022, anggaran awal untuk mengatasi pandemi telah meningkat 33,3 persen dalam setahun, dan negara benar-benar membelanjakan 21,3 persen lebih banyak dari rencana awal untuk menangani wabah virus.

Sidang legislatif juga mengadopsi undang-undang perlindungan “budaya dialek Pyongyang” yang tampaknya untuk menghilangkan pengaruh gaya bahasa Korea Selatan.

Akhir tahun lalu, Kim Jong Un menyerukan “pertumbuhan eksponensial” dalam persenjataan nuklir negara itu, menyoroti kebutuhan untuk memproduksi senjata nuklir taktis secara massal, serta pengembangan sistem rudal balistik antarbenua baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *