Gus Fawait Respons Hinaan Rocky Gerung Kepada Jokowi, Tidak Sesuai Ajaran Pancasila

SURABAYA – Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) Muhammad Fawait ikut mengomentari terkait ramainya pernyataan ‘Jokowi Tolol’ yang diucapkan Rocky Gerung. Gus Fawait mengatakan bangsa Indonesia punya identitas budaya ketimuran dan berasaskan ideologi Pancasila. Di sila pertama, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa mengandung arti bahwa bangsa Indonesia beragama dan berbudaya serta memiliki sopan santun.

“Menghadapi bonus demografi 2045 perlu menyiapkan generasi-generasi bangsa yang berkualitas. Bukan hanya pengetahuan, tetapi juga akhlak yang baik,” katanya tertulis, Sabtu (5/8). Dia juga menyoroti pentingnya budi pekerti dan sopan santun dalam pembentukan karakter generasi muda. Dia menunjukkan perbandingan dengan Jepang yang mengutamakan pengajaran budi pekerti, keteraturan, serta penghormatan terhadap sesama dan yang lebih tua.

“Kami orang pesantren selalu diajarkan sebelum belajar yang lain, diajarkan budi pekerti,” ujar Bendahara PW GP Ansor Jatim itu. Gus Fawait berpendapat dalam konteks mayoritas umat beragama di Indonesia, nilai-nilai Pancasila dan budi pekerti seharusnya menjadi prioritas dalam pendidikan.

Dia pun prihatin terhadap pernyataan yang mencaci maki pribadi dan menghina Presiden Jokowi.

“Kritik terhadap kinerja presiden adalah sah, tetapi harus bersifat membangun dan tidak merendahkan,” tuturnya. Gus Fawait menekankan generasi penerus bangsa memiliki peran penting dalam melanjutkan perjuangan dan pembangunan Indonesia. Dia berharap semua pihak memberikan contoh yang baik kepada generasi muda, terutama menjelang pesta demokrasi yang akan datang. “Stabilitas politik memiliki dampak pada ekonomi dan iklim investasi di Indonesia. Saya menyayangkan statement seorang tokoh akademisi yang baru-baru ini mencaci maki. Semoga tidak terjadi lagi di kemudian hari,” ucapnya. Gus Fawait mengingatkan pentingnya budaya santun dan penghormatan dalam berpendapat serta mengkritik. Selain itu, perlunya menjaga suasana positif dan menghindari pernyataan yang merugikan stabilitas negara agar pernyataan yang merendahkan tidak terulang di masa depan. “Generasi penerus bangsa inilah yang akan melanjutkan perjuangan pembangunan Republik Indonesia, apalagi di momentum Hari Kemerdekaan ini, para pejuang Bangsa Indonesia dulu memberikan teladan, memberikan contoh, patriotisme untuk membela negara,” pungkasnya. (mcr12)