EkonomiNasional

Sandiaga Uno Sambut Baik Tren Thrifting, Boleh Jual Beli Barang Bekas, Asal Jangan Produk Impor

Jatimcenter.com – Tak dipungkiri, kini kalangan anak muda Indonesia gemar melakukan thrifting atau berburu pakaian bekas. Kemunculan tren tersebut disambut positif oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa tren tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk memperluas pasar pakaian. Dengan demikian tren thrifting memperluas kebiasaan wisata belanja menjadi diminati masyarakat INdonesia.

Selain itu, Menparekraf juga menyinggung tindakan thrifting tersebut menjadikan anak muda sadar akan isu fast fashion yang sedang marak. Hal tersebut disampaikan Menparekraf pada  “Weekly Brief with Sandiaga Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

“Ternyata sebagian daripada anak-anak muda sekarang sudah banyak lebih meminati thrifting ini sebagai langkah mereka melawan fast fashion,” ujar Menparekraf mengungkapkan pandangan.

Dengan thrifting, hal tersebut dapat membantu mengurangi masalah lingkungan yang berasal dari industri fast fashion. Terutama pada masalah jejak karbon yang dihasilkan dari produk fast fashion.

Disisi lain, Menparekraf mendorong para pelaku thrifting untuk membeli produk dalam negeri. Hal tersebut lantaran dua tahun terakhir, pemerintah telah membatasi masuknya pakaian bekas dari luar negeri.

Larangan tersebut tertuang pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.

Tren thrifting yang terjadi di kalangan anak muda harus digunakan untuk membangun setra flea market alias pasar pakaian bekas untuk produk buatan dalam negeri.

Selain thrifting, Menparekraf juga tetap memerintahkan sosialisasi kepada para pelaku UMKM agar sadar tentang keberlanjutan lingkungan, sehingga tercipta produk-produk fashion lokal yang mengutamakan prinsip ramah lingkungan.

“Kami dorong menggunakan pewarna alami. Tenaga kerjanya juga lokal, sehingga masa pakai produk fesyen lebih lama,” ujarnya memungkaskan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *