Hadapi Musim Dingin, Uni Eropa Akan Borong LNG Untuk Gantikan Suplai Gas Rusia
Jatimcenter.com – Ketergantungan gas alam dari Rusia membuat Uni Eropa mencari alternatif lain guna menghentikan impor gas Rusia. Salah satu bentuk alternatifnya adalah Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas cair.
Saat ini banyak perusahaan pelayaran untuk andil dalam membawa lebih banyak stok gas alam cair ke wilayah Eropa menjelang musim dingin. Menurut para ahli, diperkirakan permintaan akan meroket lantaran hanya sedikit kapal yang mampu mengangkutnya hingga kawasan Uni Eropa.
“Alasan kami mengalami kekurangan saat ini adalah karena ton-mile menjadi berlipat ganda akibat rute pengiriman yang kolaps,” jelas ekonom maritim Giorgos Xiradakis seperti dikutip dari CGTN.
Ton-mile merupakan satuan ukuran yang umum digunakan untuk berat kapal tanker, dengan berat ton sebuah kapal dikali dengan jarak tempuh.
“Eropa sekarang mengimpor dari AS dan hal tersebut membutuhkan kapal. Eropa juga mengimpor dari Timur Tengah, Qatar, dan negara lainnya. Oleh karena itu, kami membutuhkan lebih banyak LNG,” ujar Xiradakis.
Sejak perang berlangsung Rusia mengurangi ekspor gas besar besaran melalui pipa Nord Stream 1. Penduduk Uni Eropa terancam kedinginan saat musim salju tiba. Untuk mengganti kekurangan tersebut, pihak Uni Eropa melakukan impor gas alam cair.
Permintaan gas yang banyak namun tidak diimbangi dengan suplai yang memadai membuat persaingan Asia dan Eropa semakin memanas. Diperkirakan harga gas alam cair akan naik 15 kali lebih tinggi dibanding awal 2022
“Anda tidak dapat menggantikan Nord Stream 1 atau Nord Stream 2 dengan kapal yang bahkan belum berada di air,” ujarnya menambahkan.
Sebelum konflik pecah, galangan kapal Yunani dialiri oleh gas rusia yang juga memasok di seluruh wilayah Eropa. Meski saat ini kondisi cuaca Yunani masih hangat hingga akhir Oktober. Namun saat musim dingin tiba, konsumsi bahan bakar untuk pemanas rumah juga meningkat.
Proses mencari supplier agar rumah rumah di Eropa tetap hangat merupakan sebuah tantangan tersendiri, apalagi biaya yang dikeluarkan pasti akan membengkak. Sedangkan akses gas Rusia, Gazprom dihentikan hingga batas waktu yang tidak ditentukan.