Lonjakan Positif Covid-19 Terus Mengancam, Pemerintah China Justru Cabut Kebijakan Pembatasan Sosial
Jatimcenter.com – Negeri tirai bambu kembali mengalami kenaikan besar-besaran angka positif Covid-19 semenjak pandemi tiga tahun lalu. Berdasarkan perkiraan terdapat 250 juta orang yang telah terpapar sejak 20 hari terakhir.
Angka tersebut juga turut menyumbang pada peningkatan kasus positif secara global. Berdasarkan laporan dari Worldometers.info, kasus positif Covid-19 telah mengalami peningkatan 9 persen pada Minggu, 25 Desember 2022.
Sementara diperkirakan, kasus Covid-19 setara dengan 18 persen dari total 1,4 milyar penduduk China. Angka tersebut cukup mendominasi pasien positif Covid-19 di dunia sejak pandemi Covid-19 terjadi.
Meski di tengah tren positif Covid-19 semakin meningkat tajam, kebijakan Pemerintah China kini lebih melonggarkan aturan terkait ‘zero covid policy’.
Pemerintah China juga melakukan penutupan pada beberapa titik pengujian PCR dan kini masyarakat tak wajib melakukan antigen dan memberikan laporan kepada pemerintah.
Dalam sepekan terakhir telah dilaporkan temuan 5.241 kasus kematian akibat Covid-19. Berdasarkan keterangan dari Wang Guoqiang, dokter ahli spesialis mengungkapkan bahwa kematian terjadi akibat pneumonia dan gagal nafas akibat serangan varian baru Covid.
Rekor China adalah 5.659 pada 29 April, belum termasuk 14.108 pada 8 Februari 2020. 11 hari lalu ada 3.709 kasus yang terkonfirmasi.
Sebelumnya, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) telah mengeluarkan aturan dan panduan terkait proses penanganan Covid-19.
Dalam aturan tersebut telah tertulis aturan lockdown yang dilakukan dalam skala besar serta upaya penanganan pasien Covid-19 dengan gejala ringan ataupun berat.
Hingga saat ini, warga China sudah tidak perlu melakukan verifikasi kesehatan dan melakukan tes Covid-19. Hal tersebut hanya dilakukan pada titik-titik tertentu seperti panti jompo, sekolah dan institusi kesehatan.
Menurut perkiraan, pada Selasa 27 Desember 2022 37 juta orang baru akan terinfeksi di seluruh China. Jumlah yang dikonfirmasi pada hari itu adalah 3.049. Seorang profesor epidemiologi menyatakan perkiraan itu akurat.
Krematorium besar di Beijing penuh dengan antrean mobil yang mengular untuk menunggu giliran masuk.
China bersiap untuk liburan Tahun Baru Imlek yang berlangsung pada 21-27 Januari 2023. Negara ini menghadapi kekurangan obat flu hingga antivirus yang lebih kuat untuk pasien di rumah sakit.